Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Sophismata ; ketika politik menemukan letup-letup rasa bagi para penikmatnya.
Agustus 03, 2017
Judul buku: Sophismata
Penulis: Alanda Kariza
Editor: Anastasia Aemilia
Desain sampul: Martin Dima
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-5674-7
Cetakan pertama, 2017
272 halaman
Blurb
Sigi sudah tiga tahun bekerja
sebagai staf anggota DPR, tapi tidak juga bisa menyukai politik. Ia bertahan hanya
karena ingin belajar dari atasannya—mantan aktivis 1998—yang sejak lama ia idolakan,
dan berharap bisa di promosikan menjadi tenaga ahli. Tetapi, semakin hari ia justru
dipaksa menghadapi berbagai intrik yang baginya sangat menggelikan.
Semua itu berubah ketika ia bertemu lagi dengan Timur,
seniornya di SMA yang begitu bersemangat mendirikan partai politik. Cara pria membicarakan
ambisinya menarik perhatian Sigi. Perlahan Sigi menyadari bahwa tidak semua politisi
seburuk yang ia pikir.
*****
Alanda Kariza, jujur saja ini merupakan buku pertama karya Alanda Kariza
yang saya baca, namun,
buku keenamnya ini mampu membuat saya menyukai tulisan bahkan mungkin jatuh cinta dengan penulis satu ini.
Alih-alih menulis cerita romansa kebanyakan, Alanda memilih politik sebagai intrik utama dalam certa ini.
Sophismata, seperti menceritakan
keseharian para anggota DPR atau para politisi yang berada di Gedung DPR yang
tepatnya berada di Ibu Kota ; Jakarta. Tidak muluk-muluk, penulis mampu membawa saya
seakan masuk kedalam cerita yang dia bangun. Dimana seorang Sigi yang menjadi Staf
Administrasi dan menginginkan promosi nya sebagai Tenaga Ahli.
Bagaimana perjuangan seorang
perempuan yang dianggap sebelah mata hanya karena tingkat pendidikan atau bahkan
karena kata “Perempuan” itu sendiri.
“Dunia politik kita, didominasi laki-laki. Sudah saatnya ada perempuan yang bersuara, dan menurut gue, lo bisa jadi salah satu perempuan itu. Lo bisa mewakili perempuan Indonesia yang tangguh, cerdas dan compassionate” Timur – Halaman 107.
Buku ini memiliki konflik
yang cukup pelik ,dimulai dari isu tidak sedap yang beredar tentang atasan Sigi
di DPR ; Johar Sancoyo, membuat Sigi bertanya-tanya atas penilaiannya terhadap atasannya
tesebut. Yang saya sayangkan hanya penyelesaiannya yang terkesan terburu-buru,
sehingga saya sebagai pembaca kurang mendapat feel yang “greget” dan juga Chemistry romansa antara Sigi dan Timur
yang sedikit kaku di awal pertemuan.
Ditambah dengan konflik
perasaan antara tokoh Timur dan Sigi, dan juga ketangguhan Sigi yang ingin dipromosikan
sebagai Tenaga Ahli, juga pandangan Sigi tentang politik yang masih dia anggap abu-abu
tersebut, yang mampu mengubah cara berpikir saya pribadi sebagai masyarakat awam
yang tidak begitu mengerti dunia politik.
Saya sangat terkesan dengan
riset yang di lakukan penulis, bagaimana dia meneliti tentang konflik-konflik politik
dan pemerintahan. Padahal politik sendiri bukan dunia yang penulis tekuni, tapi
melalui deskripsi didalam cerita, saya rasa penulis cukup berhasil membawa pembaca
kedalam cerita.
Gaya bercerita penulis
yang sebenarnya asik, dengan sudut pandang orang ketiga, yang didominasi dua tokoh
utama.
Yang membuat saya kurang
nyaman hanya terletak pada kata baku dan istikah-istilah politik yang ada di
dalam buku. Tapi, itu tidak membuat saya berhenti terkesan dengan penulis dan ceritanya,
karena melalui buku Sophismata ini saya banyak mendapat pengetahuan dan pembelajaran.
Hal-hal yang awalnya saya tidak tahu, perlahan mulai tergambar di dalam pikiran
saya. Namun, pendapat saya soal politik tetap sama seprti Sigi ; Abu-abu.
Saya juga sangat menyukai
Cover dan Judul buku ini, unik dan antimainstream.
Dari segi fisik seperti font dan isi dalam buku tidak ada cacat dan kesalahan ketikan.
Secara keseluruhan saya menykai buku ini. Dan sangat menikmati ceritanya.
Good Job Alanda Kariza,
saya tunggu karyamu yang lainnyaJ
0 komentar